Selasa, 04 Agustus 2015

Kisahku Bersama BNI di Negeri Sakura

Awal tahun 2014 lalu saya terbang ke Jepang. Keberangkatan saya ke negara matahari terbit itu untuk menempuh pendidikan dengan beasiswa selama setahun. Semua biaya ditanggung oleh pihak universitas yang memberikan beasiswa. Pada persyaratan yang tertulis, tidak ada satupun biaya yang ditanggung sendiri, namun belum bisa tenang sampai tahap itu karena ada biaya yang harus ditanggung dahulu di awal oleh penerima beasiswa. Hal yang harus ditanggung dahulu adalah tiket pesawat dari Indonesia ke Jepang dan juga tiket pulang dari Jepang ke Indonesia. Biaya tiket pesawat akan diganti oleh pihak pemberi beasiswa setelah tiba di Jepang. Ketika mengetahui ini saya memutar otak, berpikir untuk meminjam kepada orang tua dan mengembalikannya setelah tiba di Jepang nanti. Sangat sulit rasanya mengatakan itu karena uang untuk tiket pesawat sudah tentu tidak murah. Demi cita-cita saya belajar di negeri sakura saya kuatkan tekat untuk bicara ke orang tua.
Setelah melakukan negosiasi bersama orang tua dan akhirnya disetujui, lalu saya bergegas mencari informasi seputar bank di Jepang yang dapat transfer uang ke Indonesia. Saya mencari informasi di internet dan juga bertanya kepada rekan yang pernah tinggal lama di Jepang. Semua sumber informasi memberikan jawaban yang sama. Ternyata tidak sulit mencari informasi ini karena ada BNI Cabang Tokyo, Jepang. BNI adalah bank milik Indonesia yang memiliki kerja sama dengan Jepang. Saya lebih lega karena kedua orang tua saya adalah nasabah BNI sehingga lebih mudah untuk melakukan transfer.
Saya berangkat ke Jepang pada akhir bulan Maret 2014, tepat pada malam pengerupukan menyambut Hari Raya Nyepi di Bali. Keberangkatan saya dari bandara Ngurah Rai Bali menemui sedikit kesulitan karena pada saat ibu saya ingin menarik uang dari ATM BNI tetapi tidak bisa. Semua ATM dalam kondisi off dikarenakan sudah akan masuk hari raya Nyepi. Akhirnya ibu saya meminjamkan kartu debit BNI yang dimilikinya untuk pegangan saya di negeri orang. Walau semua hal ditanggung pihak pemberi beasiswa, tetapi kata ibu tidak ada salahnya membawa uang tambahan untuk berjaga-jaga. Untungnya kartu debit BNI milik ibu saya jenisnya MasterCard sehingga bisa digunakan di ranah internasional.
Ternyata feeling seorang ibu selalu ada benarnya, ketika saya baru tiba di Jepang saya harus naik bus dari Narita Airport hingga ke asrama tempat saya tinggal. Saya kaget ternyata harga tiketnya di luar dugaan saya. Saat itu saya teringat dengan kartu ATM BNI yang ibu saya pinjamkan. Akhirnya saya lari ke salah satu ATM di Narita Airport dan untungnya ATM salah satu bank besar di Jepang tersebut bisa menggunakan kartu jenis MasterCard. Rasa tegang menyelimuti, namun akhirnya saya berhasil memegang mata uang jepang bernilai 10.000 yen setara dengan kurang lebih 1 juta rupiah yang keluar dari mesin ATM. Hari pertama saya di Jepang tertolong dengan kartu ATM BNI. Lega rasanya karena sangat malu jika harus meminjam uang dengan tim dari universitas yang menjemput, dan tidak ingin juga berjalan kaki hingga asrama yang jaraknya puluhan kilometer dari bandara.
Seminggu setelah tiba di Jepang, uang untuk mengganti tiket pesawat saya terima dari pihak universitas. Saya tidak mau terlalu lama mengembalikan uang ini pada orang tua dan akhirnya keesokan harinya saya bergegas berangkat ke Tokyo. Di Jepang saya tinggal di daerah Yokohama, kurang lebih satu jam dari Tokyo dengan menumpang kereta. Karena saya baru pertama kali ke Tokyo saya ditemani teman saya yang bernama Nozomi. Nozomi pernah berkuliah di Indonesia selama satu tahun sehingga sangat familiar dengan BNI. Nozomi juga belum pernah ke BNI Cabang Tokyo sebelumnya, tetapi setidaknya Nozomi sudah sangat mengenal daerah Tokyo sehingga saya pikir akan lebih mudah mencarinya. Lokasi BNI Cabang Tokyo tidak jauh dari stasiun Tokyo sehingga perjalanan kami lebih mudah.
BNI Cabang Tokyo letaknya strategis di kawasan perkantoran dan akses ke sana sangat mudah hanya 10 menit berjalan kaki dari stasiun Tokyo. Ketika sampai di lokasi, saya masih tidak percaya saya sedang berada di Jepang karena saya melihat dengan jelas logo BNI dan ciri khas perpaduan antara warna hijau dan oranye di depan mata kepala saya saat itu. Kami berdua masuk dan lebih kaget lagi ketika disambut dengan pegawai BNI yang sangat lancar berbahasa Indonesia padahal mereka semua merupakan orang Jepang. Setelah saya menyampaikan tujuan saya kepada pihak bank, saya dan teman saya diminta menunggu sebentar. Saat itu kondisi bank tidak terlalu ramai sehingga kami bisa menikmati empuknya sofa tanpa harus berdiri untuk menunggu. Kami bertemu banyak nasabah orang Indonesia di sana dengan berbagai keperluan.
Sembari menunggu saya meminjam ponsel teman saya untuk menghubungi ibu saya di Indonesia. Saya mengabarkan kalau sebentar lagi uangnya akan saya transfer. Saya memastikan nomer rekening dan identitas lainnya agar tidak terjadi kesalahan. Di sana saya dibantu oleh bagian customer service untuk informasi seputar pengiriman uang dari Jepang ke Indonesia. Saya diminta mengisi beberapa formulir sebelum menyerahkan uang yang akan saya transfer. Mengisi formulir pun tidak perlu khawatir salah karena semua menggunakan bahasa Indonesia. Ditambah lagi para pegawai BNI Cabang Tokyo membantu saya dengan ramah dan sabar. Mereka sangat bersahabat dengan para nasabah.
Di BNI Cabang Tokyo juga menerima untuk penukaran mata uang asing seperti dari JPY ke IDR atau sebaliknya dan juga mata uang lainnya. Saya melihat-lihat fasilitas yang ada di sana sembari menunggu formulir saya yang sedang diproses. Beberapa menit kemudian nama saya dipanggil dan ternyata semua proses berjalan lancar. Saya hanya perlu menunggu kurang lebih 2 hari, lalu uangnya sudah masuk ke rekening tujuan dan dapat diambil di semua cabang BNI di Indonesia. Ternyata tidak memakan waktu yang lama untuk dapat mengembalikan uang ibu di Indonesia berkat BNI Cabang Tokyo.
Setelah semua urusan transfer selesai, pegawai BNI yang menangani saya mengucapkan ‘terima kasih’ dengan logat bahasa Indonesia yang sangat fasih. Saya sungguh terharu kala itu karena akhirnya melalui perantara BNI saya bisa lega menjalani studi saya dengan tidak membebani orang tua di Indonesia. Setelah berhasil mengirim uang ke Indonesia, saya menginformasikan kepada teman saya yang juga sedang berada di Jepang dan ingin mengirim uang untuk kakaknya di Indonesia. Giliran saya yang menemani teman saya waktu itu. Saya sangat menikmati perjalanan kedua saya ke BNI Cabang Tokyo. Sebagai kenangan-kenangan saya mengambil foto di depan gedung BNI Cabang Tokyo. Terima Kasih, BNI Cabang Tokyo. 
Kunjungan Kedua ke BNI Cabang Tokyo

4 komentar:

  1. Cerita yang berkesan, BNI di jepang.
    Selamat tulisannya jadi salah satu pemenang

    BalasHapus
  2. congratulationnn kakaakk.... best expeience

    BalasHapus
  3. Keren,,, niat yg baik pun selalu ada jalan. Ganbatte ne

    BalasHapus
  4. Hai kak, apa benar BNI di Jepang melayani penukaran rupiah ke yen? Terima kasih. :)

    BalasHapus